Friday, 22 March 2013

Normal ovarium dan perubahan morfologi pada fase-fase siklus estrus

Sebelum mempelajari berbagai perubahan patologis pada ovarium seorang praktisi kesehatan hewan perlu memahami bagaimana kondisi ovarium normal dan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada tiap fase siklus estrus.

1. Anatomy ovarium sapi
Ovarium normal sapi berbentuk oval dan ukurannya berbeda-beda, pada sapi panjangnya 1,3 sampai 5 cm; lebar 1,3 sampai 3,2 cm dan tebal 0,6 sampai 1,9 cm. Ovarium kanan umumnya agak lebih besar karena secara fisiologik ia lebih aktif. Di dalam ovarium terdapat; sel-sel interstitial, sel telur primitive, folikel sekunder (yang sedang berkembang), folikel de graff (matang atau sedang menjadi matang), folikel atretik ( berdegenerasi) dan corpora lutea yang sedang berkembang, matang atau berdegenerasi.

 2. Perubahan morfologi ovarium
Morfologi ovarium sapi yang normal dapat berubah-ubah sesuai dengan hormone yang mempengaruhinya pada tiap-tiap fase estrus. Secara umum siklus estrus dibagi menjadi dua fase yakni fase luteal dan fase folikuler. Fase luteal adalah fase dimana ditemukan pertumbuhan dominan dari corpus luteum; fase ini adalah fase diestrus. Sedangkan fase folikuler adalah fase dimana ditemukan perkembangan folikel hingga matang dan diikuti dengan ovulasi atau pelepasan sel telur; dibagi menjadi tiga fase yakni fase proestrus, fase estrus dan metestrus.
Pembahasan kita awali dari perubahan yang terjadi pada fase metestrus. Pada awal fase ini kita bisa menemukan adanya sisa dari folikel ovulatory (ovulasi terjadi pada fase metestrus 10-14 jam setelah memasuki fase metestrus) yang mulai menebal dan berkembang menjadi korpus hemoragikum. Kita akan menemukan adanya bekuan darah pada rongga corpus hemoragikum dan tampak jelas apabila ovarium dibelah tepat pada bagian korpus hemoragikum. Perhatikan gambar di bawah ini;













Pada akhir fase metestrus (fase metestrus berlangsung ±3 hari) corpus hemoragikum akan berkembang menjadi corpus luteum awal. Jaringan berwarna orange mulai berkembang di dalam ovarium. Pada potongan melintang dapat kita amati perubahannya dibandingkan pada awal fase metestrus. Perhatikan gambar berikut;




Daerah yang dilingkari merupakan bentuk perkembangan awal corpus luteum.

Pada fase selanjutnya yakni fase diestrus yang berlangsung 12 s/d 15 hari, corpus luteum berkembang maksimal dalam fungsi dan ukurannya, begitu pula jaringan orange di bagian dalam ovarium. Perhatikan gambar berikut;


Bagian yang dilingkari merupakan corpus luteum yang telah berkembang maksimal. Pada pembelahan ovarium tepat pada bagian corpus luteum bisa kita amati jaringan orange yang begitu tebal. Bagian yang ditunjuk anak panah merupakan sisa dari folikel antrum, rongga tersebut tidak selalu ditemukan pada corpus luteum.catatan pada fase ini juga bisa ditemukan folikel dari gelombang pertumbuhan folikel pertengahan dimana folikel tersebut tidak berlanjut

Memasuki fase berikutnya yakni fase proestrus (berlangsung 1 – 3 hari), corpus luteum sedikit demi sedikit akan mengalami regresi diikuti dengan pematangan folikel untuk siklus berikutnya. Perhatikan gambar berikut.


Bagian yang dilingkari merupakan daerah dimana corpus luteum mengalami regresi. Sedangkan bagian yang ditunjuk anak panah adalah corpus luteum siklus sebelumnya yang telah mengalami regresi.
 

Selanjutnya bagaimanakah morfologi ovarium pada fase estrus?
Tunggu pembahasan kami selanjutnya.
Demikian pembahasan awal kami terkait normal ovarium dan perubahan morfologi pada fase-fase siklus estrus . 


Silahkan memberi komentar dan koreksi demi kebaikan dan kemanfaatan tulisan ini. Terimakasih

Wednesday, 13 February 2013

Pregnancy toxemia pada domba

PT merupakan penyakit yang umum menyerang domba yang kekurangan pakan dan indukan bunting dengan multiple fetus yang dikaitkan dengan ketidakmampuan beradaptasi terhadap peningkatan kebutuhan metabolisme glukosa selama pertumbuhan fetus pada akhir kebuntingan.
Penyebab
Kegagalan mengakomodasi peningkatan kebutuhan glukosa pada 6 minggu terakhir kebuntingan.
Gejala Klinis
BCS umumnya rendah, pada awal penyakit hewan akan tampak menyendiri dari kumpulan, kesulitan untuk bergerak dan tampak tidak perduli terhadap lingkungan. Kemudian menjadi depresi, reflek terhadap ancaman berkurang, salivasi dan telinga tegang. Selanjutnya ternak akan rebah sternal, mematung dan anorexia. Beberapa domba akan mati dalam beberapa hari sedang yang lain bisa bertahan hingga 10 hari.
Diagnosa banding
1. listerial meningo-enchepalitis; pada tahap awal hewan anoreksia, depresi, disorientasi dan menyendiri di sudut kandang. Kelumpuhan syaraf wajah dengan telinga yang jatuh, moncong tertarik pada posisi normal, bibir yang lembek dan ptiosis (Kelopak mata atas menurun). Profuse salivation bahkan terus menerus, hilangnya sensasi pada kulit wajah. Pada akhirnya hewan terjatuh dan tak sanggup berdiri. Treatment dengan pencilin dosis tinggi, Penicillin G diberikan secara intravena, kemudian dilanjtkan dengan injeksi intramuscular selama 5 hari berturut turut.
2. hypocalcaemia; pada tahap awal tampak tremor dan inkoordinasi otot tanpa disertai kejang (yang dikaitkan dengan hypomagnesemia). Pada umumnya jatuh dengan kaki depan diluruskan disertai kembung ringan, hewan mengarah pada keadaan koma/tidak sadar. Treatment dengan Calcium borogluconat 20% sebanyak 60 ml diijeksikan secara subkutan atau intravena.
3. hypomagnesemia; kejadian akut terjadi 4 – 6 minggu setelah melahirkan. Domba menampakkan hyperaesthesia dan gemetar terutama pada otot-otot muka. Tampak tidak dapat berjalan atau berjalan tapi tidak terkoordinasi. Hewan kolaps dan rebah pada satu sisi dengan keempat kaki dijulurkan dan dicirikan dengan diluruskannya leher dan kepala. Kondisi ini berkembang sangat cepat tanpa koma seperti pada hypocalcemia. Treatment dengan kombinasi calcium borogluconat 20 % dan magnesium chloride 3,9 %.
4. polioencephalomalacia
Kejadiannya akut, menyerang anakan maupun indukan. Ditandai dengan ambruk dengan leher ditarik ke atas. Penyakit ini disebabkan karena kekurangan thiamin (B1). Treatment injeksi vitamin B 1 secara intra muscular 2 kali sehari selma 3 hari. Treatment
Kesuksesan terapi tergantung pada kemampuan meningkatkan cairan glukosa cerebrospinal sebelum perubahan yang irreversible terjadi pada otak. Treatmen meliputi pemberian oral glycerol, glukosa, intravena glukosa, vitamin B, insulin. Contoh treatmen standar di Negara Inggris adalah dengan pemberian secara oral tiga sampai empat kali sehari 160 ml dextrose dan cairan rehidrasi elektrolit.
Parameter fisiologis domba
1. Suhu : 38,0 – 40,0 C (kambing : 37,6 – 40,0 C)
2. Frekuensi nafas : 12 - 20 per menit
3. Frekuensi pulsus : 70 - 90 per menit
4. Gerakan rumen : 6 – 12 per menit (kambing : 7 – 14 per menit)

Sunday, 10 February 2013

Keuntungan Inseminasi Buatan

Beberapa keuntungan inseminasi buatan adalah:
1. Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan
2. Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik dengan catatan konsepsi optimal
3. Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding) lebih tepatnya mengurangi resiko karena apabila tidak cermat dalam memilih bibit maka bibit yang sama dapat dipakai untuk anak keturunan yang awalnya menggunakan bibit yang sama
4. Dengan peralatan dan teknologi yang baik spermatozoa dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama
5. Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati
6. Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar seperti patah tulang rusuk
7. Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin

Apa itu japemethe?

japemethe adalah bahasa gaulnya orang jogja yang memiliki arti kurang lebih bocahe dewe, atau temen sendiri. kata-kata ini sering diucapkan oleh seseorang kepada rekan bisnis atau usaha untuk lebih mempererat hubungan dan mempermudah kerjasama yang terjalin. Penggunaan kata ini biasa lebih mencolok saat sekumpulan orang dengan kepentingan yang sama berada dalam komunitas majemuk.