Sunday, 4 November 2012

Tekhnik inseminasi buatan pada sapi ( Bagian 3)

D. Deposisi semen dalam uterus
Pada saat semua cincin serviks telah jelas, gun akan meluncur ke depan dengan bebas dengan sedikit hambatan. Dikarenakan dinding uterus sangat tipis, kita akan bisa sekali lagi dengan jelas merasakan gun.
Sekarang kita sudah siap untuk mengecek penempatan dan juga melakukan deposit semen. Putar tangan bersarung kita hingga telapak tangan kita berada tepat di atas serviks. Dengan jari telunjuk, temukan lokasi ujung akhir dari serviks. Tarik ke belakang gun hingga kita merasakan ujung gun tepat berada di bawah jari telunjuk kita dekat dengan lubang serviks. Angkat jari telunjuk kita dan dengan perlahan deposit semen. Dorong pendorong gun dengan perlahan sehingga tetesan semen jatuh dengan tepat pada corpus uteri.
Dengan tekhnik inseminasi dan penempatan gun yang baik, semen akan terdeposit di corpus uteri. Kontraksi uterus kemudian akan mentransport spermatozoa ke depan menuju kornu dan oviduct dengan distribusi yang bagus dari kedua sisi. Ketika gun melewati serviks lebih dari 3 inchi semua semen akan terdeposit hanya di satu kornu. Hal ini menciptakan situasi yang tidak seimbang dalam distribusi semen. Sekiranya hewan berovulasi dari dari kornu yang berlawanan, rata-rata konsepsi mungkin akan dikompromikan.
Pastikan untuk mengangkat ujung jari telunjuk kita setelah memeriksa penempatan gun. Apabila tidak dilakukan maka akan mengakibatkan merusak satu kornu dan distribusi semen menjadi tidak seimbang. Lapisan uterus yang lembut dengan mudah bisa rusak, apabila rusak maka akan cenderung mengakibatkan infeksi uterus dan mengurangi kesuburan.
Pastikan kita mendorong pendorong gun bukan menarik ke belakang gun. Menarik ke belakang akan mengakibatkan banyak semen yang terdeposit di dalam serviks dan vagina di luar kornu uteri.
Meskipun tempat yang direkomendasikan untuk deposit semen adalah di kornu uteri, penelitian menyarankan bahwa penempatan ujung gun yang benar adalah ada di antara kedua kornu. Bagaimanapun juga, apabila mukosa serviks pada sapi yang telah di inseminasi sebelumnya terasa tebal dan lengket pada gun, mungkin sapi tersebut bunting. Pada kasus deposit semen kita lakukan pada pertengahan serviks.
Setelah mendeposit semen dengan benar, dengan perlahan tarik gun dari saluran reprduksi. Dan juga tangan dari rectum dan bersihkan dari feses. Periksa ujung gun terhadap ada tidaknya darah, infeksi atau kebocoran semen pada plastic sheet. Lepaskan plastic sheet dari gun dan pegang gun dengan menggunakan sarung tangan. Untuk yang terakhir, periksa untuk memastikan jenis bul yang telah digunakan. Lepaskan sarung tangan dimulai dari pangkal lengan. Bersihkan gun hingga bersih dan kering kemudian simpan di tempat yang baik.

Tekhnik inseminasi buatan pada sapi ( Bagian 2)

C. Tekhnik memasukkan gun ke dalam serviks
Satu kali gun kontak dengan permukaan luar serviks maka kita telah siap untuk masuk ke tahap kedua.
Pada tahap kedua kita memasukkan serviks pada ujung gun. Hal inilah yang benar, serviks yang ditempatkan pada gun, sehingga bukan gun yang dilewatkan ke dalam serviks.
Ketika gun pertama kali kontak dengan serviks kita biasanya akan menemukan bahwa ujung gun kita masuk ke dalam fornix, yaitu kantung yang terbentuk akibat penonjolan cincin serviks terluar.
Genggamlah cincin serviks terluar dari serviks tersebut dengan ibu jari di atas dan telunjuk di bawah. Ini akan menutup fornix di bagian atas dan bawah. Sebagaimana langkah pertama kita harus tetap mengetahui dimana lokasi ujung gun. Untuk melakukannya kita bisa menggunakan telapak tangan dan jari tengah dan jari manis kita untuk menemukan dan memandu ujung gun menuju pada lubang serviks.
Dengan lemah lembut kita akan bisa menemukan lubang serviks. Kita akan merasakan bahwa gun akan meluncur sampai bertemu dengan cincin serviks kedua. Tetaplah lemah lembut tapi tetap mendorong gun dengan mantap ke depan dan geser ibu jari dan jari telunjuk sedikit di depan ujung gun kemudian genggam lagi serviks. Dikarenakan serviks tersusun oleh jaringan konektif yang tebal dan otot, maka sulit untuk membedakan ujung gun ketika gun berada di dalam struktur tersebut. Bagaimanapun juga, kita bisa menentukan lokasi perkiraan dengan membengkokkan serviks. Dengan fleksibilitas pergelangan tangan bengkokkan serviks sampai kita merasakan cincin serviks kedua bergeser melampaui ujung gun. Ulangi proses sampai semua cincin terlampaui ujung gun. Pada beberapa kasus mungkin perlu membengkokkan serviks pada sudut 90 derajat untuk menghilangkan lipatan serviks. Ingat, kita menempatkan serviks melampaui gun bukan gunnya yang menembus serviks.

Untuk membaca lanjutan artikel klik di sini.

Saturday, 3 November 2012

Tekhnik inseminasi buatan pada sapi

A. Persiapan awal
Langkah pertama sebelum kita melakukan inseminasi buatan adalah merestrain hewan yang akan diinseminasi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih tempat inseminasi yakni; keamanan bagi hewan dan petugas, penggunaan yang mudah dan melindungi dari lingkungan/cuaca yang buruk. Selanjutnya apakah kita adalah orang dengan tangan utama kanan atau kidal sebaiknya kita menggunakan tangan kiri untuk masuk ke rectum dan tangan kanan untuk memegang dan memanipulasi gun. Hal ini dikarenakan rumen yang besar yang berada di sebelah kiri telah menggeser saluran reproduksi di bagian kanan kavum abdominalis. Sehingga kita akan lebih mudah menemukan saluran reproduksi dan memanipulasinya dengan tangan kiri. Kelembutan dalam berbicara atau cenderung diam pada saat memulai inseminasi akan membantu menghindari ternak kaget. Raihlah dengan tenang ekor sapi menggunakan tangan kanan kita kemudian dengan tangan kiri secara perlahan pijat rectum dengan memakai pelicin dan sarung tangan, tempatkan ekor di sebelah kiri tangan kiri kita sehingga ekor tidak mengganggu.

B. Palpasi per rectal dan pemasukan gun
Selanjutnya masukkan tangan kiri kita ke dalam rectum dengan posisi menguncup untuk mengeluarkan feses. Usap/bersihkan dengan tenang vulva dari feses menggunakan tisu, hati-hati jangan terlalu ditekan saat mengusap feses di vulva agar feses tidak masuk kedalamnya. Dengan tangan kiri buat kepalan tangan dan tekan ke bawah secara langsung di bagia atas vulva. Hal ini akan membuka bibir vulva sehingga terbentuk jalan yang bersih untuk memasukkan ujung gun beberapa inchi ke dalam vagina sebelum kontak dengan dinding vagina. Masukkan gun dengan sudut 30 derajat ke arah atas untuk menghindari masuk ke saluan urethra yang terbuka dan juga karena kantung kemih terletak di lantai vagina. Dengan gun yang telah masuk sekitar 6 hingga 8 inchi ( 1 inchi = 2,45 cm ) angkatlah pangkal gun dan dorong ke depan sampai kontak dengan bagian luar serviks. Kita akan merasakan adanya sensasi liat yang nyata/terang pada gun saat gun bertemu dengan ujung serviks.
Serviks tersusun atas jaringan konekstive yang tebal dan jaringan ikat dan ini merupakan penunjuk utama pada inseminasi sapi. Sering disebut bahwa bentuk atau struktur serviks mirip dengan leher kalkun. Ukuran bervariasi dengan interval post partum dan umur hewan. Serviks biasanya mempunyai tiga atu empat ring. Pintu serviks menonjol ke arah vagina hal ini mengakibatkan terbentuknya kantung di sekitar pintu masuk serviks yang disebut sebagai fornix.
Untuk menjadi seorang inseminator yang unggul sangatlah penting bahwa kita selalu mengetahui dimana letak ujung gun berada.

Dinding vagina tersusun atas lapisan otot yang tipis dan jaringan konektive yang longgar. Sehingga gun dengan mudah dapat diarasakan saat diraba dengan tangan. Pada saat gun telah dimasukkan maka tangan kiri kita harus menjaga agar tetap bisa meraba ujung gun.
Feses dalam rectum kadangkala bisa mengganggu usaha kita dalam meraba serviks dan ujung gun. Bagaimanapun juga kadangkala kita sulit untuk membersihkan semua feses dalam rectum. Karenanya buka telapak tangan kiri kita dan letakkan pada lantai rectum dan biarkan feses keluar melewati tangan dan lengan kita.

Sembari memegang serviks kita perlu memperhatikan cincin kontraksi dari rectal yang berusaha mendorong tangan kita keluar. Untuk merelakskan cincin, tempatkan dua jari pada pusat cincin dan pijatlah ke depan dan ke belakang. Biasanya kontaksi akan merileks dan kita bisa melanjutkan proses palpasi.
Dikarenakan saluran reproduksi dapat digerakkan dengan bebas, sapi yang mempunyai rectum yang kuat dan respon kontraksi abdominal akibat palpasi memungkinkan sapi untuk mendorong saluran reproduksi mereka untuk kembali pada cavum pelvis. Hal ini akan mengakibatkan banyak lipatan pada vagina. Pada kasus demikian gun akan sering terperangkap pada lipatan ini dan tidak akan ada perkembangan yang akan dicapai hingga lipatan ini dihilangkan. Jika kita bisa menemukan serviks maka genggam serviks dan dorong ke depan. Hal ini akan meluruskan vagina dan gun bisa dengan bebas mencapai serviks. Jika kita tidak bisa menemukan serviks lingkarkanlah ibu jari dan telunjuk kita pada ujung gun kemudian singkirkan sedikit demi sedikit lipatan tersebut sambil mendorong gun ke depan sampai mencapai serviks. (Saya rasa informasi ini sangat membantu para pemula seperti saya..karena hal ini sering terjadi di lapangan)

Pada point ini penting bagi kita untuk memahami bahwa inseminasi sapi merupakan proses yang tersusun atas dua tahap. Langkah pertama adalah membawa gun bertemu dengan serviks. Untuk melengkapi hal ini kita harus menjadikan vagina dan serviks lurus dan menjauh ke depan dari kita untuk meluruskan lipatan-lpatan vagina. Jika kita tidak merasakan sensasi lekat dari serviks pada gun kita maka kita masih dalam tahap pertama.
Untuk membaca lanjutan artikel klik di sini.

Tuesday, 9 October 2012

Kondisi Patologis Ovarium Sapi dan Dampaknya pada Performa reproduksi

Pada kondisi tertentu, Ovarium dapat mengalami gangguan yang berupa Cysta. Menurut Arthur; 2001 pada umumnya Cysta Ovaria berkembang sebagai konsekuensi kegagalan mekanisme hormone untuk ovulasi (meskipun mekanisme perkembangannya belum dipahami). Secara tradisional, cysta ovaria dikelompokkan menjadi cystia follicular dan cysta luteal. Namun demikian pengklasifikasian cysta sangat sulit dilakukan dengan palpasi rectal karena ada banyak struktur yang dapat membingungkan dengan struktur cysta. Cysta bukanlah struktur statis tetapi dinamis; cysta mengalami regresi secara spontan dan digantikan oleh struktur lain.
Gejala klinis utama dari cysta ovaria adalah nymphomania, anestrus atau masculinisasi.
Ada tiga bentuk cysta yaitu; Cysta folikuler, Cysta luteal dan Cysta corpus luteum/Corpora lutea
1. Cysta folikuler
Morfologi ovarium yang mengalami cysta folikuler: > Cysta tersebut berdinding tipis dan mempunyai sedikit jaringan luteal, pada umumnya ditemukan multiple/dalam jumlah banyak cysta folikuler. Bagaimana kondisi ovarium secara umum pada saat terjadi cysta folikuler? Berikut ini foto yang kami ambil dari buku Arthur ( 2001).

Keterangan gambar :
Saluran reproduksi dengan cysta yang mempunyai dinding tipis dengan diameter 10 cm pada ovarium kanan (r) dan corpus luteum pada ovarium kiri (i).
a. Gejala klinis Cysta follicular
Sapi dengan cysta folicular biasanya akan mengalami nymphomania dengan ciri; gejala estrus yang berlangsung dalam waktu yang lebih lama dan interval estrus menjadi lebih pendek. Kemudian diikuti dengan adanya perubahan konfigurasi tubuh yakni tenggelamnya (menekuk ke bawah) ligament sacrosciatic dan naiknya posisi coccyx (pangkal ekor). b. Terapi
Cysta follicular biasanya diterapi dengan hormone gonadothropine (ex; hCG, GnRH) atau Progesteron.
Terapi yang dinilai sederhana namun efektif adalah dengan menggunakan implant progesterone intravaginal, biasa disebut PRIDs. Gejala dari nymphomania berkurang dalam 24 jam setelah pemasukan PRIDs, sedikit demi sedikit cysta mengalami regresi dan mengikuti pengambilan/pencopotan PRIDs pada hari ke 10-12 akan terjadi estrus yang disertai dengan ovulasi danpembentukan corpus luteum. Adakah cara lain untuk terapi cysta folikuler??
2. Cysta luteal
Morfolgi cysta luteal; Cysta berdinding tebal dan biasanya tunggal dan mempunyai jaringan luteal yang luas.

Keterangan Gambar :
Potongan melintang ovarium dengan tiga cysta luteal yang berdinding tebal.
a. Gejala klinis
Cysta luteal biasanya mengakibatkan penghentian aktivitas siklus estrus; fungsi strukturnya menyerupai corpus luteum (sulit dipahami mengapa cysta luteal tidak mengalami regresi di bawah pengaruh luteolysin endogen tetapi mengalami regresi di bawah penaruh prostaglandin eksogen). Sapi yang dibiarkan mengalami cysta luteal dalam waktu lama tanpa pengobatan yang cukup akan berakibat munculnya tanda-tanda masculinisasi seperti badan yan tegap dan usaha-usaha untuk menaiki sapi lain.
b. Terapi
Semua jenis cysta diobati dengan menggunakan hormone reproduksi. Pilihan hormone tergantung dari tipe cysta yang muncul.
Cysta luteal diterapi dengan menggunakan materi dengan substansi luteolitic.(ex; PGF2alfa). Sapi dengan Cysta luteal yang diterapi dengan PGF2alfa pada umumnya akan kembali estrus dalam 3-5 hari dan akan mengalami kebuntingan jika dikawinkan. Dalam sebuah percobaan, untuk mengurangi interval antara treatment dan inseminasi pertama, disarankan penggunaan GnRH pada saat pertama kali cysta terindeintifikasi kemudian dilanjutkan dengan pemberian PGF2alfa pada Sembilan hari kemudian.
3. Cysta Corpora Lutea
Silahkan dicari sendiri ya..kalau sudah boleh share di sini..saya tunggu..Viva veteriner!!

Menentukan status kesuburan sapi berdasar kondisi ovarium

Kondisi ovarium dapat dijadikan parameter dalam menentukan status reproduksi ternak. Normal tidaknya ovarium berdampak terhadap performa reproduksi ternak sehingga pengetahuan mengenai tekhnik pemeriksaan ovarium adalah satu hal yang sangat penting. Dengan alasan itu kami berupaya untuk mengajak para pemerhati ternak khususnya para dokter hewan/paramedic hewan yang tertarik pada bidang reproduksi untuk bertukar informasi di blog saya ini.
Mengenal ovarium sapi betina:
a. Posisi/Letak ovarium
Ovarium sapi sebagai organ reproduksi yang paling penting terletak pada batas cranial ligamentum lata (kadang-kadang di bawahnya), pada lantai ventrolateral pelvis di dekat, pada atau agak cranial dan lateral ke inlet pelvis dan agak kranial dan lateral dari mulut dalam cervix… sumber: Toelihere 2006. Lebih gampang dan jelasnya lihat video berikut.
b. Anatomy ovarium
Ovarium normal berbentuk oval dan ukurannya berbeda-beda, pada sapi panjangnya 1,3 sampai 5 cm; lebar 1,3 sampai 3,2 cm dan tebal 0,6 sampai 1,9 cm. Ovarium kanan umumnya agak lebih besar karena secara fisiologik ia lebih aktif. Di dalam ovarium terdapat; sel-sel interstitial, sel telur primitive, folikel sekunder (yang sedang berkembang), folikel de graff (matang atau sedang menjadi matang), folikel atretik ( berdegenerasi) dan corpora lutea yang sedang berkembang, matang atau berdegenerasi. Lihat gambar sketsa ovarium berikut.____
c. Perubahan rutin morphology ovarium
Pada ovarium yang normal, selama siklus estrus (21 hari atau antara 17 -24 hari ) ovarium mengalami beberapa perubahan morfologi sesuai dengan fase siklus estrus. Fase estrus dimulai dengan Fase luteal (fase panjang yang dipengaruhi oleh hormone progesteron) yang berlangsung 1-17 hari, pada fase ini Korpus luteum lama akan mengalami regresi dan kemudian diikuti dengan mulai tumbuhnya korpus luteum baru, kemudian pada pertengahan fase luteal, korpus luteum mengalami kematangan (pembesaran) kemudian akan diikuti dengan mulai terbentuknya folikel (tanda dimulainya fase folikuler).
Pada Fase Folikuler (akhir fase luteal) yang berjalan di bawah pengaruh estrogen, korpus luteum mengalami regresi dan diikuti dengan semakin berkembangnya folikel, fase ini berlangsung singkat yakni hari ke 18 hingga hari ke 21 siklus estrus (4 hari). Pada akhir fase folikuler folikel mengalami kematangan dan mulai muncul gejala estrus pada sapi, 24-32 jam setelah itu folikel akan mengalami ovulasi diikuti dengan rupture atau sobeknya folikel. Ovulasi menandakan dimulainya kembali fase luteal.
Pertanyaan, seperti apakah bentuk korpus luteum?
Seperti apakah bentuk folikel?
Jawab : Perhatikan gambar berikut ini..
Pertanyaan, Bagaimana rasanya saat meraba folikel atau korpus luteum?
Jawab :
Pada palpasi rectal, folikel teraba seperti benjolan benjolan kecil dengan dinding teraba tipis dan lebih halus dibanding permukaan di sekitarnya. Sedang pada Korpus luteum akan teraba benjolan agak besar, lebih kenyal dan memiliki kerutan.
Pertanyaan, Adakah cara lain untuk mengetahui kondisi ovarium? Jawab : Ada, dengan menggunakan transrectal ultrasound imaging. Silahkan dicari sendiri ya soalnya belum punya USG nih..
Kesimpulan; jika ovarium menampakkan tanda-tanda fisiologis di atas maka dapat disimpulkan sapi dalam kondisi normal. Untuk mengetahui kondisi patologis dari ovarium silahkan lihat postingan saya berikutnya Kondisi patologis ovarium sapi dan dampaknya terhadap performa reproduksi

Tuesday, 3 July 2012

Celah untuk pengadaan proyek bagi peternak kecil

         Sudah menjadi mahfum bagi banyak kalangan bahwa peternak kecil di masyarakat kita pada umumnya memiliki latar belakang yang lemah, baik lemah secara permodalan maupun lemah secara manajemen beternak. Akibatnya kegiatan beternak tidak dapat menjadikan kehidupan mereka terangkat bahkan cenderung statis pada satu keadaan. Namun ternyata keadaan ini tidak selamanya buruk karena dengan adanya kelemahan-kelemahan tersebut maka bisa menjadi celah bagi instansi terkait untuk mengadakan proyek-proyek pengadaan atau pun pelatihan yang akhirnya bisa mendatangkan uang dan keuntungan bagi banyak pihak. Yang harus digaris bawahi adalah jangan sampai kelemahan tersebut kemudian menjadi sarana untuk korupsi, karena yang dihadapi di sini adalah peternak kecil yang pada umumnya berpendidikan rendah sehingga mungkin akan sangat mudah untuk diperalat.

          Secara lebih rinci, berdasar pengamatan kami, bahwa kelemahan-kelemahan peternak kecil dapat di rinci sebagai berikut:

1.  Lemah dalam hal pemilihan bibit unggul

2.  Lemah dalam hal manajemen pakan dan tekhnologi pakan

3.  Lemah dalam hal manajemen perkandangan dan pemeliharaan

4.  Lemah dalam hal pengolahan limbah dan hasil produksi ternak

5.  Lemah dalam pengembangan ternak akibat ketiadaan modal

6. dan bagi peternak sapi perah adalah lemah dalam hal bargaining position terhadap pengepul/tengkulak

Dari kesekian banyak kelemahan tersebut, yang sering dijadikan lahan proyek adalah no 2, no 4 dan no 5. No 2 dan 4 biasanya oleh instansi pemerintah atau LSM sedangkan untuk no 5 biasanya oleh instansi swasta/Bank swasta.

         Bagi siapa saja yang memiliki potensi dan ingin membantu peternak kecil maka permasalahan peternak kecil tidak akan jauh dari 6 hal di atas dan untuk menghubungi atau berkomunikasi dengan para peternak kita bisa langsung datang ke kelompok-kelompok ternak atau ke aparat desa setempat. Atau bagi yang tertarik untuk melihat potensi peternakan di Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali bisa menghubungi kami di email: ronnicp_yogya@yahoo.com atau facebook roni cahya purnama.



- Sumber makanan bagi manusia hanya ada dua yakni hewan dan tumbuhan, manusia takkan bisa lepas dari keduanya, maka dengan kenyataan itu insya allah dunia peternakan akan selalu ada sampai kiamat kelak - Viva Peternakan!!

Tuesday, 26 June 2012

Tawaran Limbah Rumen..

Sekedar informasi, di daerah saya tinggal, di Boyolali, terdapat banyak sekali limbah isi rumen setiap harinya..bagi yang berminat mengelola atau punya ide pemanfaatannya bisa hubungi saya..di ronnicp_yogya@yahoo.com

Ternak demam, pilek, tidak "nggayemi", tidak nafsu makan..kenapa?

      Apabila ternak sapi yang biasa kita pelihara tiba-tiba menampakkan gejala tidak nafsu makan, tidak beruminasi (nggayemi), gerak rumen terhenti dan juga keluar ingus dari hidung disertai suhu tubuh yang tinggi (41 derajat C, kadang lebih) maka bisa jadi sapi kita tengah menderita BEF (Bovine Ephimeral Fever) atau biasa disebut sebagai demam tiga hari. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini dapat menyerang ternak sapi segala umur, namun paling sering ditemukan pada pedhet. Penyakit ini sering ditemukan pada bulan Juli-Agustus/September. 
       Pada dasarnya penyakit ini tidak terlalu berbahaya karena bisa sembuh sendiri dalam 3 hari, namun  untuk menghindari kemungkinan munculnya dampak buruk ikutan dari penyakit ini, seperti dehidrasi dan gangguan fungsi syaraf (akibat suhu yang tinggi), maka akan lebih baik jika segera memanggil petugas kesehatan hewan terdekat untuk diberikan injeksi penurun panas dan juga vitamin atau mungkin juga cairan rehidrasi jika dibutuhkan.
        Intinya tidak perlu panik apabila tiba-tiba sapi kita panas tinggi dan tidak mau makan, belum tentu itu penyakit yang mematikan dan berbahaya seperti anthrax, yang penting tetap berhati-hati dan tetap berkonsultasi dengan petugas kesehatan hewan yang anda percayai.


Informasi ini diposting oleh : Japemethe-AnimalClinic.Boyolali-Indonesia.


Saturday, 23 June 2012

Tips Mengirim Hewan Ternak Dari Boyolali Dengan Aman dan Nyaman

      Seiring dengan semakin gencarnya gerakan penyadaran mengenai bahaya penyakit hewan menular oleh Pemerintah Pusat maka berbagai instansi pemerintah di daerah yang membidangi fungsi peternakan saat ini mulai menerapkan langkah-langkah sederhana untuk mendukung upaya Pemerintah Pusat tersebut. Diantaranya adalah melaksanakan program pemeriksaan hewan pada setiap ternak yang akan dikirim ke luar daerah, tujuannya adalah untuk mencegah keluarnya hewan ternak yang tidak sehat sehingga tidak menjadi sumber penularan penyakit di daerah tujuan.

Niat baik pemerintah daerah ini ternyata tidak serta merta mendapat dukungan dari para pebisnis ternak, hal ini karena kegiatan tersebut dianggap merepotkan, padahal tujuan dari penerapan prosedur tetap ini pada dasarnya adalah untuk kebaikan bersama, tidak terkecuali para pedagang ternak itu sendiri.

       Sebagai suatu bentuk penjelasan sederhana, agar proses pengiriman ternak tidak menjadi sebuah aktivitas yang kurang nyaman, berikut ini kami sampaikan tips agar kegiatan pengiriman hewan ternak ke luar daerah menjadi lebih mudah dan menyenangkan:

1. Belilah hewan ternak yang sehat; pastikan nafsu makan baik, mampu berdiri dan berjalan dengan normal, sinar mata yang tajam, bentuk kotoran yang normal/tidak diare, tidak ada leleran lendir berlebihan dari hidung atau mulutnya.

2. Kumpulkan hewan ternak pada satu lokasi; pengumpulan ini memudahkan petugas untuk melakukan pemeriksaan.

3. Hubungi petugas pemeriksa yang terdekat dengan lokasi pengumpulan ternak untuk diperiksa dan diberikan surat keterangan sehat; usahakan jangan terlalu mepet dengan jam pemberangkatan agar petugas bisa lebih leluasa untuk memeriksa ternak.

4. Gunakan alat transportasi yang memadai; sesuaikan antara jumlah ternak dengan luas bagasi.

5. Ambilah jeda beberapa kali dalam perjalanan untuk mengistirahatkan ternak dan memberi makan secukupnya.

6. Jangan lupa, berdoa kepada Allah SWT sebelum berangkat.

Apabila 6 tips di atas dilaksanakan dengan sungguh-sungguh Insya Allah kegiatan pengiriman ternak akan lebih mudah dan menyenangkan dan memberi kebaikan kepada semuanya.

Catatan: Untuk pengiriman ternak ke luar Puau Jawa harus disertai surat keterangan hasil uji RBT untuk memastikan ternak tersebut bebas penyakit brucellosis. Pengambilan sampel darah dan uji laboratorium akan membutuhkan waktu setengah hari atau kurang tergantung jumlah ternak yang akan dikirim.

Untuk wilayah Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali dapat menghubungi : drh. Roni Cahya Purnama (081931759150)